SIDRAP :Selasa 1 Juli 2025, untuk pertama kalinya sejak dilantik, Bupati H. Syaharuddin Alrif berdiri sebagai Inspektur Upacara Hari Bhayangkara ke-79. Sebuah momentum.
Ia datang pukul 07.45 WITA. Mobil dinas pelat merah berhenti di depan lapangan SKPD. Turun dengan langkah mantap, disambut jajaran tinggi Polres Sidrap. Matahari belum tinggi, tapi sorotan mata tertuju padanya.
Upacara yang khidmat itu dipimpin Komandan Upacara IPDA Muh. Amel. Dan AKP Supiadi Ummareng, sosok yang akrab dengan awak media, tampil sebagai Pembina Upacara.
Tema Hari Bhayangkara ke-79 tahun ini adalah: “Polri untuk Masyarakat”. Singkat. Tapi dalam.
Tema ini seakan menjadi gema yang mengikat seluruh elemen yang hadir—Polres Sidrap, Kodim 1420/Sidrap, segenap Instansi Pemkab, hingga masyarakat sipil—dalam satu napas: kebersamaan.
Bupati Syaharuddin, dalam amanatnya, menegaskan bahwa tugas menjaga keamanan bukan hanya milik kepolisian. Tapi kolaborasi. Tanggung jawab bersama. Ia menyebut Polri sebagai jantung ketertiban, sementara masyarakat adalah nadinya.
Hadir lengkap para pemangku kepentingan: Kapolres Sidrap, Ketua DPRD, Wakil Bupati, Plh Kajari, Ketua Pengadilan Negeri, Plh Sekda, tokoh masyarakat, hingga insan pers. Barisan tamu yang mencerminkan harmoni antarlembaga.
Hari itu, lapangan SKPD bukan sekadar ruang terbuka. Tapi panggung kolaborasi. Panggung harapan.
Tak ada pidato yang terlalu panjang. Tapi maknanya sampai.
Bahwa Polri tak bisa sendiri. Masyarakat bukan sekadar objek keamanan. Tapi subjek. Sahabat. Mitra.
Dan Sidrap? Kini tengah melangkah dengan irama yang sama. Menjaga, membangun, dan merawat nilai-nilai Bhayangkara dalam bingkai lokal.
Upacara usai. Tapi kesan pagi itu masih menetap. Kebersamaan yang sederhana, tapi otentik. Polri untuk Masyarakat. Sidrap menyambutnya, dengan hati terbuka.(HT)